tentang

Jumat, 30 November 2012

Sejarah singkat lele sangkuriang



Pada awalnya, lele belum memiliki varietas yang dapat diunggulkan sehingga usaha budidaya ini belum dilirik oleh masyarakat. Saat itu, lele yang dibudidayakan hanya sebatas lele lokal yang kurang menghasilkan. Namun, setelah masuknya jenis lele dumbo yang masuk Indonesia pada tahun 1985 usaha budidaya ikan lele semakin meningkat dan banyak digemari. Saat pertama kali dibudidayakan, lele dumbo membuat peternak di tanah air bersukacita lantaran ukuran konsumsinya mencapai 10-15 ekor/kg, bahkan ukuran konsumsi ini hanya didapat dalam waktu budidaya selam 70 hari.

Namun demikian, perkembangan budidaya lele dumbo ini juga mengalami penurunan kualitas. Hasl yang diperoleh masyarakat terkadang tidak sesuai yang diinginkan. Ukuran konsumsi 10-15 ekor/kg yang awalnya dapat diperoleh dalam waktu 70 hari, belakangan untuk mencapai ukuran serupa waktunya molor hingga 100 hari. Penurunan kualitas ini lebih disebabkan karena kurang pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan induk yang baik. Perkawinan lele sekerabat (inbreeding) dan seleksi induk yang slaah atau berkualitas rendah merupakan salah satu akibat dari penurunan kualitas lele dumbo yang dihasilkan. Perkawinan sekerabat atau segenerasi menyebabkan  pertumbuhan lele menjadi lambat. Petani pun mulai mengeluhkan penurunan kualitas ini. Penurunan kualitas lele dumbo ini dapat dilihat berdasarkan: pematangan gonad, derajat yang diperlukan untuk penetasan telur, pertumbuhan harian, daya tahan terhadap penyakit, dan nilai FCR (Feeding Convertion Rate).

Seiring perkembangan dunia perikanan kini muncul varietas baru yang diberi nama lele sangkuriang. Pada awalnya pengembangan lele sangkuriang ini dilakukan oleh BBPBAT Sukabumi beberapat tahun silam. BBPBAT Sukabumi melakukan upaya perbaikan genetik melalui cara silang balik atau backcross breeding antara induk lele dumbo betina generasi kedua (F2) dengan induk lele dumbo jantan generasi keenam (F6). Induk betina F2 merupakan koleksi yang ada di BBPBAT Sukabumi dari keturunan kedua lele dumbo yang dibawa ke Indonesia tahun 1985. Sedangkan induk jantan F6 merupakan induk yang telah ada di BBPBAT Sukabumi. Indukan betina F2 dipilih yang bobotnya 0,7-1 kg dan memiliki panjang 25-30 cm. Sedangkan, jantan F6 dipilih yang berbobot 0,5-0,75 kg dengna panjang 30-35 cm. Lele jantan haril perkawinan F2 dan F6 (F2-6) itu kemudian diseleksi dan dikawinkan kembali dnegan induknya yaitu F2. Perlu diketahui karena panjangnya proses perkawinan ini, sangkuriang baru diperoleh setelah 4 tahun penyilangan.

Dalam legenda Jawa Barat, yakni terjadinya Gunung Tangkuban Perahu niat Sangkuriang mempersunting Dayang Sumbi tidak diperbolehkan. Kandasnya niat Sangkuriang karena ternyata Dayang Sumbi adalah ibu kandungnya. Dalam masyarakat hal ini tabu untuk dijalankan. Namun bagi lele dumbo hal ini perlu dilakukan. Seperti yang telah dijelaskan di depan, perkawinan silang tersebut dilakukan supaya kualitas, fekunditas, produktifitas, dan rasio pakan keturunan lele dumbo ini kembali moncer. Hasil perkawinan silang inilah yang disebut sebagai lele sangkuriang. Lele sangkuriang ini telah dilepas oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi melalui Kepmen No. KEP.26/MEN/2004 pada tanggal 21 Juli 2004.

Dari hasil uji coba dan penelitian tebukti lele jenis sangkuriang lebih unggul dibandingkan dengan jenis lele dumbo biasa. Oleh sebab itu, sangkuriang menjadi sandaran baru bagi petani lele setelah penurunan kualitas lele dumbo.

Sumber:
  1. Muktiani,”Budidaya Lele Sangkuriang dengan Kolam Terpal”,Yogyakarta: Pustaka Paru Press, 2011.
  2. Mahyudin, Kholish,”Panduan Lengkap Agribisnis Lele”,Jakarta: Penebar Swadaya, 2011.

Cara Memberi Pakan

Mengetahui tata cara memberi pakan lele merupakan hal yang penting dan berpengaruh sangat besar dalam kesuksesan produksi budidaya ternak lele. Sebaliknya, kesalahan dalam tata cara pemberian pakan pelet dapat berakibat buruk dari benih yang mudah terserang penyakit sampai kondisi yang paling fatal yaitu kematian pada ikan lele yang di budidayakan.
adapun tata cara pemberian pakan  lele dapat di bagi menjadi ;

1. Waktu Pemberian Pakan ( Feeding Time )
2. Persiapan Pemberian Pakan
3. Cara Pemberian Pakan

Tata cara pemberian pakan pada segmen pembenihan dan pembesaran tidak jauh berbeda, perbedaan paling mendasar hanya pada pakan alami berupa cacing sutera untuk segmen pembenihan, sementara pada segmen pembesaran pakan tambahan berupa ayam tiren, ikan runcah, bekicot, keong mas, dll.

1. Waktu Pemberian Pakan ( Feeding Time )
Dalam tata cara pemberian pakan lele, mengetahui waktu pemberian pakan merupakan hal yang sangat penting, selain harus mengatur waktu pemberian pakan lele sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan, baik dengan menerapkan tiga kali sehari atau sampai dengan enam kali sehari ( per 3 jam ). Yang sangat penting dan harus di perhatikan ialah pemberian pakan tidak boleh dimulai terlalu pagi atau lebih jelasnya jangan memberi pakan sebelum jam 9 pagi karna permukaan kolam masih tercemar oleh zat-zat yang merugikan yang dibawa oleh udara, yang akan menjadi racun pada ikan lele. Adapun penyakit yang bisa di timbulkan dari kebiasaan memberi pakan terlalu pagi ialah radang insang, yang di akibatkan oleh parasit karna ikan memakan  pakan yang telah tercemar oleh zat-zat yang merugikan.

2. Persiapan Pemberian Pakan
walaupun terlihat sepele, persiapan pemberian pakan juga termasuk faktor yang di boleh dilupakan dalam tata cara pemberian pakan lele. Persiapan  pemberian pakan untuk pakan yang berbentuk pellet sebaiknya para pengusaha lele  harus membiasakan  membibis pakan pellet yang akan di berikan ( kecuali pakan tenggelam ) , Bibis ialah  proses membasahi pellet dengan air ( dianjurkan dengan air yang hangat ) agar pellet mengembang sehingga ikan lele yang mempunyai sifat rakus tidak akan memakan pellet terlalu banyak atau berlebihan jika kita memberikan pellet dalam kondisi kering, lele yang memakan pellet yang masih kering yang belum mengembang dapat berakibat fatal, karna pellet-pellet tersebut akan mengembang dalam perut lele, kondisi ini akan berakibat buruk pada kesehatan lele dan bisa berakibat kematian.
Jika kita menggunakan pakan tambahan seperti ayam tiren pada segmen pembesaran, sebaiknya ayam direbus dahulu jangan dibakar, karna jika dengan proses pembakaran, biasanya yang matang/hangus hanya bagian kulitnya saja, sementara bagian dalamnya belum matang, sehingga masih terdapat zat-zat yang berbahaya untuk kesehatan ikan, sementara jika prosesnya dilakukan dengan cara merebus, biasanya ayam tiren akan matang secara keseluruhan dan aman dikonsumsi oleh lele.

3. Cara Memberikan Pakan
    a. Cara memberikan yang berbentuk pellet apung harus dilakukan dengan cara menyebar menjadi 3 bagian untuk mudahnya kita umpamakan tiga bagian kolam ialah sisi ujung kanan , tengah, dan sisi ujung kiri kolam. Langkah pertama, sebar pellet secukupnya pada sisi ujung kanan kolam, setelah pelet habis, sebar lagi pelet secukupnya pada sisi tengah kolam, setelah habis, sebar lagi pada sisi ujung kiri kolam, lakukan proses tersebut hingga ikan lele terlihat kenyang, cirinya ialah tampak beberapa butir pellet yang tersisa pada saat diterbar dipermukaan kolam. Metode pemberian pakan seperti ini dilakukan agar ikan lebih aktif bergerak, sehingga membantu pertumbuhan ikan, selain itu juga dengan cara ini  para pengusaha lele juga dapat mengontrol tingkat responsif ikan lele.
    b. Untuk pellet tenggelam memberikannya berbeda, pellet tenggelam tidak disebar melainkan hanya ditebarkan pada satu titik, sesuai namanya pellet tenggelam akan tenggelam pada saat ditebar, jadi tebarkanlah sedikit demi sedikit, karna ikan lele termasuk ikan yang suka mengejar pakan yang bergerak, jadi dikhawatirkan pakan yang terlanjur tenggelam tidak akan dimakan, jika pada titik pemberian pakan pellet tenggelam respon ikan tampak menurun, sebaiknya pemberian pakan ikan di hentikan, ulangi dan lakukan lagi prosesnya pada setiap pemberian pakan pellet tenggelam.
   c. Pada segmen pembesaran pemberian pakan tambahan seperti ayam tiren sebaiknya digantung, hal ini dilakukan agar meminimalisir sisa tulang yang berserakan pada dasar kolam lele, dengan cara seperti ini sisa tulang di tali gantungan dapat segera dibuang..

Menghilangkan Bau Semen Pada Kolam Beton

Pada kolam ikan apapun atau lele yang terbuat dari semen atau beton, apabila masih baru dibuat, pada umumnya masih berbau. Jika langsung ditebar ikan didalamnya, ikan bisa langsung mabuk keracunan dan akhirnya ujungnya bisa berakibat kematian. Nah, untuk menghilangkan bau semen tersebut, ada perlakuan yang perlu dilakukan saat kolam semen tersebut sudah benar-benar kering. Pastikan beton semen sudah kering dan keras.
Caranya, jika tidak tergesa-gesa, cukup merendam kolam tersebut dengan cara diisi air sampai penuh dan dikuras setiap 3 hari dan kemudian diisi kembali. Hal ini dilakukan berulang sampai dengan 1 minggu. Untuk cara lebih singkat, kita bisa memakai bantuan irisan batang pisang yang digosokkan ke seluruh dinding dan dasar kolam. Setelah digosok, kemudian kolam diisi sampai penuh. Keesokan harinya kuras dan digosok kembali dan lalu diisi kembali. Esoknya, tinggal kuras dan kolam sudah siap dipakai.

Kamis, 29 November 2012

Apabila ada warna bibit lele berbeda dari lainnya

Saat kita lagi asyik-asyiknya mengamati bibit lele yang naik ke permukaan saat diberi pakan, terkadang disana tampak beberapa ekor lele yang warnanya berbeda dari lainnya - biasanya hitam kelam. Hal ini akan membuat kita bertanya-tanya. Ada yang berpendapat: jangan-jangan tercampur dengan bibit lele jenis lain. Ada juga yang mengatakan itu adalah lele lokal / keli kampung. Ada yang berfikiran ini berarti pemijahan atau perkawinan antara lele unggulan dan lele lokal. Malahan ada yang mengatakan itulah asli dari lele afrika yang hitam kelam. Sebelum menjawab, sebaiknya yang harus disadari lagi adalah lele unggulan di Indonesia seperti dumbo, sangkuriang, taiwan, phyton, masamo, f1, atau jenis lainnya, adalah merupakan hasil persilangan dari beberapa macam lele dari berbagai daerah atau negara/benua. Hasil dari pemijahan dari lele unggulan ini pasti sedikit diantaranya adalah muncul lele yang genetiknya sangat dominan dengan genetik dari keturunan awal (yang masih belum dalam wujud lele unggulan). Misalnya lele yang hitam tadi, atau yang patilnya sangat tajam, atau yang tidak bisa cepat besar. Jadi jangan khawatir dengan penampakan lele yang wujudnya berbeda, dan anggap saja lele tersebut merupakan bagian dari lele yang akan gagal dipanen sesuai target (baik target waktu atau kebutuhan pakan).

Kelebihan & Kekurangan Pelet Lele Hi Pro Vite 781

Pakan untuk ikan lele - produksi pabrikan PT. Central Proteina Prima ( CPP / Pokphand Group ) - ini dikenal dengan nama merk Hi Pro Vite protein 781. Pelet ini adalah penguasa pasar untuk kategori pakan apung. Kompetitor utama dengan kualitas yang tidak kalah bagusnya datang dari PT. Matahari Sakti ( MS ) dengan produk merk Prima Feed PF LP. Lalu apa yang menjadi keunggulan dari pakan atau pelet 781 ini? Bagi sebagian peternak lele menceritakan bahwa pelet 781 mempunyai keunggulan tidak banyak mengembang banyak saat basah. Selain itu aroma amis yang menempel cukup menyengat dan sangat disukai lele yang dipelihara. Bagaimana dengan kandungan gizinya? tertera kandungan protein berkisar antara 31-31% dan kadar serat maksimal (fiber content) maksimal 5%. Apabila dibandingkan dengan nutrisi dari pakan merk LP, ternyata 781 ini kalah tinggi dalam hal kandungan proteinnya. Disebutkan di label LP, kandungan protein minimal 33%. Kemudian yang menjadi pertanyaan, apakah perbedaan kandungan gizi yang tidak seberapa ini berpengaruh besar terhadap kecepatan pertumbuhan lele? Bagi sebagian peternak, menjawab iya. Tapi setelah saya tanyakan pada pegawai BBPBAT, perbedaan merk keduanya tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Kalo bagi penulis sendiri, meski kedua merk ini menetapkan harga yang hampir sama, namun pakan dengan kandungan protein tertinggi adalah yang terbaik. Tapi tetap berharap pada produsennya agar bisa menurunkan 1 % lagi kandungan seratnya sehingga maksimal cuma 4%. Syukur-syukur kalo harganya diturunkan.

Cegah Penyakit Lele

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Lebih murah, lebih efektif ! Karena serangan penyakit pada lele bisa datang secara tiba-tiba tanpa diketahui sebelumnya. Jika sudah terserang, sungguh butuh waktu, biaya dan ketelatenan untuk menyembuhkan ikan lele tersebut. Itupun belum tentu berhasil. Akibatnya produksi bisa menurun, bahkan sangat dimungkinkan gagal panen, karena kematian massal. Adapun langkah-langkah pencegahan penyakit yang bisa dilakukan diantaranya:
1. Persiapan kolam dengan pengeringan matahari (serta disterilkan dengan kapur).
2. Pemilihan bibit yang unggul.
3. Pemberlakuan aklimatisasi pada benih lele sebelum ditebar ke kolam. Kalau perlu, benih direndam terlebih dahulu pada larutan antibiotik (entah antibiotik alami atau antibiotik pabrikan).
2. Hindari padat tebar yang sangat tinggi.
2. Pemberian pakan secara cukup dan teratur. Serta menghindari pemberian pakan yang sudah berjamur atau berbau aneh.
3. Memantau kualitas air, dan harus paham kapan saatnya air kolam harus dikuras. Lebih baik lagi jika mempunyai alat ukur kualitas air, seperti yang biasa digunakan oleh peng-hobby ikan hias air laut.
4. Segera karantina ikan yang sakit atau menggantung dan pemberian obat, baik pada ikan yang sehat maupun ikan yang sakit.
5. Jagalah kebersihan dan sanitasi wadah dan peralatan pemeliharaan.

Nilai Gizi Pakan Lele Prima Feed

Salah satu pakan lele pabrikan yang secara cepat menarik perhatian peternak lele di berbagai daerah di Indonesia adalah produk dari PT. Matahari Sakti. Produknya diberi nama Prima Feed dengan kode LP. Ada berbagai ukuran dari pakan apung dalam kemasan 30Kg ini, yaitu min 1, min 2 dan min 3. Prima Feed di pasar mampu menempel ketat penjualan dari produk pabrikan pemain lama PT. Central Proteina Prima (CPP/Pokphand Group) yang produknya dikenal dengan nama Hi Pro Vite dengan kode 781. Ada yang bilang pakan LP lebih bagus serta pendekatan marketingnya lebih bagus, kendati lain pihak bilang sama saja. Tentu saja yang fanatik sama pelet LP ini sudah membuktikan sendiri kalau lelenya cepat besar. Untuk itu perlu dilihat seberapa bagus nilai gizi dari pakan lele ini.

Protein Minimal
LP -1 ; LP -2 ; LP -3
Min33%; 31-33%; 31-33%

Lemak Minimal
LP -1 ; LP -2 ; LP -3
Min4% ; Min5% ; Min5%

Serat Minimal
LP -1 ; LP -2 ; LP -3
Min5% ; Min4% ; Min4%

Abu Maksimal
LP -1 ; LP -2 ; LP -3
Mak13%; Mak13%; Mak13%

Kadar Air Maksimal
LP -1 ; LP -2 ; LP -3
Mak10%; Mak10%; Mak10